Langsung ke konten utama

Benahilah dirimu


Oke aku mau instrospeksi diri ah..
Hehe ngomongnya sih emang gampang, tapi apa yakin bisa? Dari yang aku liat di masyarakat, sebagian besar dari mereka yang bilang bakal instrospeksi diri pada kenyataannya gak merubah apapun di dirinya yang artinya dia gagal buat instrospeksi diri.
Cuma sebagian aja, mereka yang punya kecerdasan lebih yang bisa instrospeksi diri dan mampu merubah dirinya ke arah yang lebih baik. So, buat kamu yang lagi pengen memperbaiki dirimu. Langsung aja deh kita mulai dari langkah pertama:

Hindari sikap egois

Egois adalah segala sesuatu tentang kamu, kamu dan kamu. Kalo kamu masih selalu mengutamakan diri sendiri, berpikir untuk kepentingan dan kesenanganmu sendiri itu berarti kamu egois. Contohnya gini :
Pas kamu lagi ngomong pasti kamu minta orang lain buat perhatiin, tapi sekalinya ada orang lain yang lagi ngomong kamunya malah gak perhatiin dan asik main hape sendiri. Kan kampret
Atau pas lagi ngantri kamu dengan seenak jidatmu nyerobot antrian. Giliran antrianmu yang diserobot kamunya sewot.
Selama kamu terus bersikap egois, maka kamu gak akan pernah peka terhadap apa yang ada di sekitarmu. Dan kamu gak akan pernah bisa memperbaiki dirimu karena patokan penilaianmu hanya mengarah ke kamu sendiri, dan itu akan membuat kamu gak bisa berkembang. Bukalah matamu, lihat di sekitarmu. Kamu itu hidup gak cuma sendiri! Belajarlah untuk merasakan keadaan orang lain agar kamu mengerti tentang apa yang mereka rasakan, maka itu akan mengurangi sikap egois mu.

Berhenti berpikir bahwa kamu selalu benar

Kalo kamu merasa bahwa apa yang kamu lakukan itu selalu benar, maka kamu belum mampu meredam sikap egois mu. Gausah sok tau kalo emang kamu gak tau, gausah nyolot buat cari pembenaran kalo kamu ketauan salah.
Itu gak akan membuat dirimu jadi terlihat lebih baik karena justru orang lain akan menilai kamu sangat buruk dan mungkin bisa menjadi penyebab kenapa kamu menjadi tidak disukai.

Cari kesalahanmu

Ngaca donk! Pasti kamu pernah denger atau mungkin ngucapin kata itu kan? Iya, banyak orang gak tau diri yang bisa nge-judge kesalahan orang lain tapi kesalahannya sendiri gak tau gimana kabarnya. Padahal mencari kesalahan diri sendiri adalah poin paling penting dari proses instrospeksi diri. Kalo kamu sudah berhasil meredam egomu, maka seharusnya proses ini gak akan terlalu sulit.
Oh iya ya, mungkin aku terlalu cerewet atau sok tau. Pantesan mereka gak suka sama aku.
Oh iya ya, kalo mereka ngomong kan aku sering asik sendiri sama hapeku dan gak perhatiin mereka, pantesan mereka sekarang cuekin aku mulu

Dengarkan kritik dari orang lain

Sekarang kita masuk ke tingkatan yang lebih tinggi. Gak semua orang mampu menerima kritikan dengan bijaksana. Sebagian menganggap bahwa kritikan adalah bentuk hinaan terhadap mereka, padahal sebuah kritik itu justru berawal dari rasa peduli agar yang di kritik bisa menjadi lebih baik. Misalnya kamu di kritik seperti ini :
Pantesan usahamu bangkrut, lha wong kamunya males, dan sering nunda-nunda!
Orang egois dan menganggap dirinya selalu benar akan bersikap seperti ini :
Tega banget kamu bilang gitu ke aku! Kamu tau gak aku ini lagi jatoh?! Gak nyangka ternyata orang yang aku anggep baik bisa bilang begitu! (Kemudian dendam)
Sedangkan orang yang ada niat untuk instrospeksi diri bakal menerima kritikan dengan lebih bijak (meskipun kata-kata itu menyakitkan) :
Masa sih aku kaya gitu? Oh iya bener juga ya. Coba kalo aku gak nunda-nunda pekerjaan, pasti gak akan seperti ini kejadiannya (kemudian berusaha memperbaiki diri).
Intinya kritikan orang lain yang ditujukan untuk kamu semata-mata hanya agar kamu menyadari kesalahanmu dan memperbaikinya.

Cari kesalahan orang lain

Mencari-cari kesalahan orang lain mungkin emang gampang, tapi alangkah baiknya kalo kesalahan itu kita jadikan contoh untuk pelajaran bagi kita sendiri dan bukan untuk dijadikan bahan olok-olok, cacian ataupun makian. Misalnya kamu punya temen yang namanya si “A”, dan dia ini suka banget ngomongin kejelekan orang.
Hal yang harus kamu lakukan adalah menghindari kesalahan yang sama. Artinya kamu gak perlu ngomongin kejelekan si A di hadapan temenmu yang lain karena itu akan membuat kamu gak jauh beda dengan si A yakni suka ngomongin orang.

Lihat kebaikan orang lain

Kalo tadi ngeliat kesalahan, sekarang kita belajar untuk ngeliat kebaikan orang lain. Hal ini bakal terasa sulit kalo kamunya sendiri masih ngerasa selalu benar karena udah dipastikan kamu akan menilai dirimu yang paling baik juga dan itu akan membuat kebaikan orang lain gak keliatan di MATAMU.
Ngeliat kebaikan orang lain ini dibutuhkan sikap rendah hati. Kalo kamu udah ngeliat kebaikan orang, silahkan tiru kebaikan itu.

(Bonus) Bersikaplah rendah hati

Dan sebagai pelengkap dari semuanya, kamu butuh sikap rendah hati bukan hanya untuk memperbaiki diri aja, tapi juga mempertahankan kebaikan itu hingga kamu naik ke tingkat kebaikan yang lebih tinggi. Kenapa aku sematkan kata “Bonus” diatas? Karena gak semua orang yang sudah melakukan instrospeksi diri mampu meredam ego serendah-rendahnya.
Rata-rata dari mereka masih memiliki ego yang tinggi dan ingin ditinggikan, dalam arti mereka butuh pengakuan dari orang lain bahwa mereka itu baik. Padahal orang baik yang sesungguhnya sama sekali gak butuh pengakuan itu dihadapan manusia lainnya. Mereka yang benar-benar baik akan ikhlas untuk melakukan kebaikan sepanjang hidupnya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

History of Batak Script

The Batak script, or  surat Batak , is sometimes used to write the Batak languages, which are spoken in the north of Sumatra in Indonesia. Traditionally the Batak script was only used by  datu  (priests), and they used it to write magical texts and calendars. Batak is thought to be a descendent of the Pallava and Old Kawi scripts, which ultimately were derived from the  Brahmi  script of ancient India. Or it might be a descendent of a hypothetical Proto-Sumatran script, with Pallava influences. After Europeans - first German missionaries, then the Dutch - began visiting Batak-speaking areas from 1878 the Batak script was taught in schools, along with the Roman alphabet, and teaching and religious material was published in the script. Not long after the First World War missionaries decided to stop using the Batak script in books. Since then the script has been used mainly for decoration purposes. Notable features Type of writing system: syllabic alph...

Plato's Pedagogy

Plato distinguishes between education as pedagogy—the art of teaching—and the desire for learning. As far as education is concerned, truth ( alētheia ) is unveiled in a three-step process. First, there is the example of the person whose soul boldly faces the sun, and to whom truth addresses itself. This person has no difficulty ascertaining the Good. This individual is a self-motivated seeker of truth. This mode of self-awareness is intuitive. Secondly, there is the person who has their back turned to the “light,” and who, as a consequence, requires education to make them “see.” It is probably correct to assume that this is where Socrates’ analogy of philosophy as a midwife is best exemplified. Thirdly, there is the person who, for as long as they live, will remain a voluntary prisoner in the darkness of the cave. For such a person, education will merely amount to training. This is the rationally blind person who cannot be helped, because no one can furnish his eyes with sight. Know...

these are strategies how to build your self-confidence

Building Self-Confidence So how do you build this sense of balanced self-confidence, founded on a firm appreciation of reality? The bad news is that there’s no quick fix, or five-minute solution. The good news is that becoming more confident is readily achievable, just as long as you have the focus and determination to carry things through. And what’s even better is that the things you’ll do to build your self-confidence will also build success – after all, your confidence will come from real, solid achievement. No-one can take this away from you! So here are our three steps to self-confidence, for which we’ll use the metaphor of a journey: preparing for your journey; setting out; and accelerating towards success. Step 1: Preparing for Your Journey The first step involves getting yourself ready for your journey to self-confidence. You need to take stock of where you are, think about where you want to go, get yourself in the right mindset for your journey, and commit yourse...