Langsung ke konten utama

History of Batak Script

The Batak script, or surat Batak, is sometimes used to write the Batak languages, which are spoken in the north of Sumatra in Indonesia. Traditionally the Batak script was only used by datu (priests), and they used it to write magical texts and calendars.

Batak is thought to be a descendent of the Pallava and Old Kawi scripts, which ultimately were derived from the Brahmi script of ancient India. Or it might be a descendent of a hypothetical Proto-Sumatran script, with Pallava influences.
After Europeans - first German missionaries, then the Dutch - began visiting Batak-speaking areas from 1878 the Batak script was taught in schools, along with the Roman alphabet, and teaching and religious material was published in the script.
Not long after the First World War missionaries decided to stop using the Batak script in books. Since then the script has been used mainly for decoration purposes.

Notable features

  • Type of writing system: syllabic alphabet - each consonant (aksara) has an inherent vowel. Other vowels or the absence of vowels can be indicated using diacritics which appear above, below or after the consonant letter.
  • Direction of writing: traditionally written from bottom to top in vertical columns running from left to right on strips of bamboo held together with string.

Used to write:

The Batak languages of northern Sumatra - Batak Karo (Cakap Karo)Batak Dairi (Pakpak) BatakBatak Simalungun (Sahap Simalungun), Angkola andBatak Mandailing (Saro Mandailing), and occasionally Malay.
There are slight variations in the letters and vowel diacritics used to write each language.

Karo Batak syllabic alphabet

Karo Batak is a Malayo-Polynesian language with about 600,000 spoken in the central and northern part of the Indonesian island of Sumatra.
Karo Batak syllabic alphabet

Vowel diacritics with ka

Karo Batak vowel diacritics

Toba Batak syllabic alphabet

Dairi Batak, which is also known as Batak Toba, Batta or Hata Batak Toba is a Malayo-Polynesian language spoken by about 2 million people in the northern part of the Indonesian island of Sumatra.
Toba Batak syllabic alphabet

Vowel diacritics with ka

Toba Batak vowel diacritics

Dairi Batak syllabic alphabet

Dairi Batak, which is also known as Dairi, Pakpak and Pakpak Dairi, is a Malayo-Polynesian language with about 1.2 million speakers in the northern part of the Indonesian island of Sumatra.
Dairi/Pakpak syllabic alphabet

Vowel diacritics with ka

Dairi/Pakpak vowel diacritics

Batak Simalungun syllabic alphabet

Simalungun or Batak Simalung is a Malayo-Polynesian language spoken by about 1.2 million people in the northern part of the Indonesian island of Sumatra.
Simalung/Timur syllabic alphabet

Vowel diacritics with ka

Simalung/Timur vowel diacritics

Mandaling Batak syllabic alphabet

Mandaling Batak or Batta is a Malayo-Polynesian language with about 400,000 speakers in the northern part of the Indonesian island of Sumatra.
Mandaling Batak syllabic alphabet

Vowel diacritics with ka

Mandaling Batak vowel diacritics

Note

The fonts used on this page were created by Dr Uli Kozok of The University of Hawai'i at Manoa.

Sample text in Batak


Sample text in Batak

Komentar

Postingan populer dari blog ini

style zaman now

Ya,  selfie  atau yang dulu kita kenal dengan narsis adalah istilah baru yang kini sedang digandrungi banyak orang, utamanya kaum muda di negeri kita ini. Foto selfie biasanya dilakukan seseorang untuk menunjukkan dirinya, semisal kecantikan, ketampanan, kebersamaan, ataupun kegilaan. Hanya untuk sekedar bersenang-senang dan sebagai kenang-kenangan agar tidak kehilangan momen berharga bersama sahabat maupun kerabat. Biasanya, foto diambil dari jarak dekat, sehingga berfokus ke wajah saja. Siapa sih, yang tidak tahu  selfie ?  apalagi  kita termasuk ke dalam orang-orang yang biasa atau setidaknya pernah berfoto gaya selfie ini. Nah, biasanya foto-foto jenis ini tidak pernah absen menghiasi sosial media semacam facebook, twitter, path, BBM, instagram, dan sejenisnya. Dari foto ekspresi wajar, sampai yang berani gila-gilaan sehingga terkadang bukannya terlihat bagus malah membuat kita  ilfeel melihatnya. Tapi itu wajar, tidak satu dua orang saja yang melakukannya. Tidak hanya kaum

DeJaVu

Sebenarnya, Apa Itu Dejavu dan Kenapa Bisa Terjadi? Dejavu adalah suatu keadaan di mana Anda merasa familiar dengan kondisi sekitar Anda, seolah-olah Anda sudah pernah mengalami hal tersebut dengan keadaan yang persis sama, padahal apa yang sedang Anda alami sekarang mungkin adalah pengalaman pertama Anda. Kejadian ini bisa berlangsung 10 sampai 30 detik, dan lebih dari satu kali. Jika ini terjadi pada Anda, Anda tidak perlu panik, karena menurut beberapa penelitian, dua sampai tiga orang yang pernah mengalami dejavu akan mengalaminya kembali. Dejavu alias “déjà vu” berasal dari bahasa Prancis yang berarti “sudah pernah melihat”. Sebutan ini pertama kali dicetuskan oleh Émile Boirac, seorang filosofis dan ilmuwan asal Prancis pada tahun 1876. Banyak filosofis dan ilmuwan lain yang mencoba menjelaskan mengapa dejavu bisa terjadi. Menurut Sigmund Freud, terjadinya dejavu berhubungan dengan keinginan yang terpendam. Sementara menurut Carl Jung, dejavu berhubungan dengan a