Langsung ke konten utama

Intuition

Terkadang sulit dipahami ketika seseorang ragu-ragu untuk melangkah, padahal di awalnya memiliki niat yang sangat kuat untuk mengerjakannya. Tiba-tiba saja ada perasaan tidak nyaman, ragu-ragu dan merasa bahwa apa yang akan dilakukan itu ternyata dapat ditunda di lain waktu. Ternyata memang ada sesuatu di balik keraguan itu. Bisa jadi dengan menunda langkah justeru seseorang akan mendapatkan situasi yang lebih baik dibandingkan bila langkah itu dilanjutkan. Ada yang mengatakan kalau perasaan semacam ini disebut dengan “firasat”, yang biasanya banyak hinggap pada wanita. 


Firasat, ada yang mengatakan sama dengan intuisi ? Permasalahannya adalah bagaimana menggunakan intuisi ini untuk hal yang lebih baik ? Tapi sebelumnya tiada salah bila kita tahu lebih dulu tentang definisi intuisi secara umum bahwa, “Intuisi adalah kekuatan yang dengan cepat menyadari bahwa “sesuatu” itu adalah kasusnya. Hal tersebut dilakukan tanpa intervensi dari berbagai proses yang masuk akal. Tidak ada langkah-langkah induktif atau deduktif yang masuk akal. Tidak ada analisa yang wajar dari situasi tersebut, tidak ada bantuan dari imajinasi. Hanya sekilas dan tiba-tiba muncul. Anda hanya tahu ada yang tidak sesuai.”

Saat tingkat peradaban manusia semakin meningkat dan kebutuhan untuk segera menyelesaikan setiap permasalahan dengan cepat juga semakin besar, maka kekuatan intuisi ini menjadi satu hal yyang tidak boleh diabaikan. Bisa dipastikan bahwa intuisi merupakan sebuah kebutuhan, karena tidak semua persoalan atau masalah dapat dijelaskan dengan logika. Intuisi ini mampu “mengamankan” seseorang dari “kehancuran” dirinya. Boleh dikatakan intuisi ini juga merupakan “alarm” pada diri seseorang yang akan menyelamatkannya dari ketidakberesan.

Sementara hubungan antara intuisi dan emosi , kedua-duanya memiliki sumber yang dekat sekali di kedalaman otak. Mungkin sekali syaraf-syarafnya saling bersilangan. Emosi yang negatif dari ketakutan dan kegelisahan bisa mengekspresikan dan muncul dalam intuisi. Seorang penumpang yang gugup mungkin mempunyai intuisi bahwa penerbangannya ke Paris akan mengalami kecelakaan dan ia pindah pesawat lain. Tingkat keberhasilan dari intuisi kegelisahan ini bisa dikatakan rendah. Emosi yang positif juga bisa menghasilkan intuisi yang diharapkan. Seorang laki-laki dan perempuan yang sedang jatuh cinta bisa memiliki intuisi tentang karakter dari kekasih yang dicintainya, yang berubah menjadi irasional.

Seorang pemikir yang mengandalkan hanya pada intuisi , sebagaimana dilakukan oleh banyak pemikir yang efektif, harus sehat secara fisik dan emosional. Stres dan kelelahan pikiran atau tubuh bisa menyebabkan malapetaka dalam intuisi para pemikir yang memahami dengan cepat situasi yang sebenarnya. Para pendaki gunung menyadari bahwa keputusan yang diambil dalam kondisi lelah sangat tidak berkualitas. Kalau anda lelah, yang terbaik adalah berpikir secara logis apa yang harus dilakukan, dan tidak mengandalkan intuisi anda.

Di antara Area yang mengunakan intuisi untuk pengambilan keputusan, sebagai berikut:
• Corporate Strategy Planning 79,9%
• Human Resources Development 78,6%
• Marketing 76,8%
• Research & Development 71,6%
• Finance 31,1%
• Production & Operation 27,7%

Dari ilustrasi di atas, nampak bahwa untuk aspek yang mudah dikuantifikasi seperti bidang keuangan, produksi dan operasi jarang sekali menggunakan intuisi sebagai landasan membuat keputusan.
Mengambil keputusan berdasar intuisi adalah merupakan ketrampilan yang dapat dipelajari dari pengalaman, yang diperoleh dari proses berpikir, dengan cara mengolah informasi yang akurat dan relevan.

Untuk Anda yang tengah merasakan adanya kekuatan intuisi, maka jadikan ia sebagai energi positif untuk mempertajam mata hati (bashiroh) agar apapun yang dilakukan merupakan sesuatu yang sudah Anda “lihat” terlebih dahulu sebelum orang lain melihatnya, walaupun terkadang tidak mudah untuk dipahami orang lain. Selamat berselancar dengan kekuatan INTUISI.
Firasat, ada yang mengatakan sama dengan intuisi ? Permasalahannya adalah bagaimana menggunakan intuisi ini untuk hal yang lebih baik ? Tapi sebelumnya tiada salah bila kita tahu lebih dulu tentang definisi intuisi secara umum bahwa, “Intuisi adalah kekuatan yang dengan cepat menyadari bahwa “sesuatu” itu adalah kasusnya. Hal tersebut dilakukan tanpa intervensi dari berbagai proses yang masuk akal. Tidak ada langkah-langkah induktif atau deduktif yang masuk akal. Tidak ada analisa yang wajar dari situasi tersebut, tidak ada bantuan dari imajinasi. Hanya sekilas dan tiba-tiba muncul. Anda hanya tahu ada yang tidak sesuai.”

Saat tingkat peradaban manusia semakin meningkat dan kebutuhan untuk segera menyelesaikan setiap permasalahan dengan cepat juga semakin besar, maka kekuatan intuisi ini menjadi satu hal yyang tidak boleh diabaikan. Bisa dipastikan bahwa intuisi merupakan sebuah kebutuhan, karena tidak semua persoalan atau masalah dapat dijelaskan dengan logika. Intuisi ini mampu “mengamankan” seseorang dari “kehancuran” dirinya. Boleh dikatakan intuisi ini juga merupakan “alarm” pada diri seseorang yang akan menyelamatkannya dari ketidakberesan.

Sementara hubungan antara intuisi dan emosi , kedua-duanya memiliki sumber yang dekat sekali di kedalaman otak. Mungkin sekali syaraf-syarafnya saling bersilangan. Emosi yang negatif dari ketakutan dan kegelisahan bisa mengekspresikan dan muncul dalam intuisi. Seorang penumpang yang gugup mungkin mempunyai intuisi bahwa penerbangannya ke Paris akan mengalami kecelakaan dan ia pindah pesawat lain. Tingkat keberhasilan dari intuisi kegelisahan ini bisa dikatakan rendah. Emosi yang positif juga bisa menghasilkan intuisi yang diharapkan. Seorang laki-laki dan perempuan yang sedang jatuh cinta bisa memiliki intuisi tentang karakter dari kekasih yang dicintainya, yang berubah menjadi irasional.

Seorang pemikir yang mengandalkan hanya pada intuisi , sebagaimana dilakukan oleh banyak pemikir yang efektif, harus sehat secara fisik dan emosional. Stres dan kelelahan pikiran atau tubuh bisa menyebabkan malapetaka dalam intuisi para pemikir yang memahami dengan cepat situasi yang sebenarnya. Para pendaki gunung menyadari bahwa keputusan yang diambil dalam kondisi lelah sangat tidak berkualitas. Kalau anda lelah, yang terbaik adalah berpikir secara logis apa yang harus dilakukan, dan tidak mengandalkan intuisi anda.

Di antara Area yang mengunakan intuisi untuk pengambilan keputusan, sebagai berikut:
• Corporate Strategy Planning 79,9%
• Human Resources Development 78,6%
• Marketing 76,8%
• Research & Development 71,6%
• Finance 31,1%
• Production & Operation 27,7%

Dari ilustrasi di atas, nampak bahwa untuk aspek yang mudah dikuantifikasi seperti bidang keuangan, produksi dan operasi jarang sekali menggunakan intuisi sebagai landasan membuat keputusan.
Mengambil keputusan berdasar intuisi adalah merupakan ketrampilan yang dapat dipelajari dari pengalaman, yang diperoleh dari proses berpikir, dengan cara mengolah informasi yang akurat dan relevan.

Untuk Anda yang tengah merasakan adanya kekuatan intuisi, maka jadikan ia sebagai energi positif untuk mempertajam mata hati (bashiroh) agar apapun yang dilakukan merupakan sesuatu yang sudah Anda “lihat” terlebih dahulu sebelum orang lain melihatnya, walaupun terkadang tidak mudah untuk dipahami orang lain. Selamat berselancar dengan kekuatan INTUISI.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alasan Mengapa Remaja Saat Ini Menyukai Dra-Kor

Beberapa remaja, terutama remaja cewek, doyan banget nonton drama Korea. Meskipun masih ada beberapa remaja yang suka nonton sinetron Indonesia, tapi tetep aja yang lebih kental sama selera mereka itu ya drama Korea. K-Drama. Nggak sedikit remaja Indonesia yang bahkan menghina sinetron buatan negara sendiri, membanding-bandingkannya dengan beberapa drama Korea, dan akhirnya langsung memaki dan kesal begitu tahu ada sinetron yang menjiplak drama Korea. Sebenarnya kenapa sih drama Korea banyak diminati cewek-cewek? Kenapa sih banyak remaja yang sebegitu ngefansnya sama drama Korea? Menurut pengamatan saya, ada beberapa alasan yang membuat drama Korea lebih menarik untuk ditonton dibandingkan sinetron Indonesia. 1. Pemainnya Berwajah Menarik Udah nggak aneh lagi kalau orang-orang Korea punya wajah yang enak buat dilihat. Aktornya ganteng, aktrisnya cantik dan imut. Beberapa dari mereka mungkin melakukan operasi plastik pada kelopak mata dan hidung. Di Indonesia pu

ojek/becak Siantar

Salah satu yang unik dari Sumatera Utara, khususnya daerah Siantar, adalah  ojek sepeda motor . Namun, di tempat ini, motor yang dipakai dilengkapi dengan sespan yang relatif besar, sehingga bisa memuat lebih banyak orang. Di Siantar, ada ojek terkenal yang dikenal dengan sebutan Becak Siantar. Satu kekhasan moda transportasi ini adalah ia menggunakan sepeda motor merek BSA atau Birmingham Small Arm, motor besar tua bermesin 350 cc hingga 500 cc. Saking khasnya, satu unit motor ini disimpan di Museum T.B. Silalahi Center, yang terletak Desa Pagar Batu, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, sebagaimana yang terlihat pada foto. Ada cerita tersendiri mengapa motor ini bisa sampai menjadi moda transportasi khas. Dalam keterangan yang menyertai motor yang dipajang itu, disebutkan bahwa pada 1950-an banyak rongsokan BSA yang tak terpakai di berbagai sudut kota. "Penduduk Siantar mulai berpikir memanfaatkannya sebagai mesin penarik becak. Awalnya sekitar

Language is species specific to human beings

Rumbaugh (1980) and Goodall (1964) argue that there is a very good reason why animals cannot learn to talk as human beings do, that is, use words to express ideas. Most of the intelligent things animals do is a result of inheriting certain patterns of behaviour. This works in Special situations, but when you change the situation the animal usually does not know how to deal with it. The other reason animals behave “intelligently” is that they go through a trial-and-error method of learning. Neither of these two ways of “thinking” can ever lead to talking. Talking means the use of words as symbols. The word stands for an idea or a thing it is a symbol of it. And animals do not have the ability to deal with symbols. Their minds cannot use combinations of symbols the same way human beings do. When we study how a child learns to say “Mama”, we can see how complicated learning to talk really is. First the baby learns to recognize mother by seeing her again and again. As soon as the child re